Gadis ini berkata,
"Dia ini anak yang polos
Dia ini anak yang bodoh
Dia ini anak yang jelek, tak pandai berdandan
Dia ini anak yang kurang bergaul
Tak pantas dirinya berada di sini"
Dan berkali-kali kau menghakiminya tanpa merasa berdosa
Berkali-kali tanpa ampun pula kau membuangnya
Aku tahu kau kaya
Aku tahu kau cantik
Aku tahu kau pintar
Aku tahu banyak lelaki memujamu
Aku tahu kau punya segalanya
Tapi, satu hal
Mengapa kau tak punya hati?
Mengapa kau selalu menyingkirkan yang tak berkenan di matamu?
Kau seenaknya menyebar kebohongan tentang dirinya
Sampai-sampai jiwanya hampir hilang saat muda
Kau tahu, sebenarnya orang-orang di sekitarmu tak benar-benar mencintaimu
Kau tahu, sebenarnya mereka hanya mencintai kelebihanmu dan membenci kekuranganmu
Tapi, percuma saja aku memberitahumu
Kau sudah tuli
Hatimu sudah keras, bahkan tak ada lagi
Aku tak mampu lagi menangani orang sepertimu
Setiap hari orang-orang melihatnya baik-baik saja
"Ia sudah kebal, lagipula ia selalu tersenyum."
Tapi sayang, setiap hari aku selalu melihatnya dari jendela
Ia kesepian karena ulahmu
Ia menangis karena ulahmu
Ia tenggelam karena ulahmu
Ia hampir mati karena ulahmu
Hei, sayang
Apa yang kau perbuat dulu memang membuatnya terpuruk
Tapi sekarang, aku sangat berterimakasih kepadamu
karena engkau pernah membuatnya sangat menderita
Ia pernah merasakan masa paling sulit dalam hidupnya karenamu
Hei sayang, lihatlah!
Ia belajar dan terus belajar
Ia memperbaiki dan terus memperbaiki
Ia membangun dan terus membangun
Hei, sayang
Sekarang kau boleh menengok sebentar
Ia mengejutkanmu
Apa yang kau katakan kepadanya dulu,
sudah tak berlaku lagi dalam dirinya yang sekarang
Kau pernah berkata bahwa ia polos,
tapi sekarang ia tahu segalanya
Kau pernah berkata bahwa ia bodoh,
tapi sekarang ia punya banyak prestasi
Kau pernah berkata bahwa ia jelek dan tak pandai berdandan,
tapi sekarang ia sangat pandai berdandan dan kecantikannya melebihi dirimu
Kau pernah berkata bahwa ia kurang bergaul,
tapi sekarang ia bergaul dengan banyak orang,
bahkan dari berbagai belahan bumi
Dan sekarang kau mengemis kepadanya
Hai, sayang, lihatlah masa kejayaanmu dulu
Lihatlah di mana kau selalu berhasil menjatuhkan dirinya
Apakah ia pernah mengemis kepadamu?
Yang ia lakukan hanyalah menerima dan berjuang sendirian
Enak saja kau sekarang mengemis kepada seseorang yang pernah kau sakiti
Tak tahu malu benar dirimu ini
Maaf, ini sudah terlambat
Maaf, ia sudah terlanjur sakit hati
Satu hal yang perlu kau ingat selama sisa hidupmu,
jika dulu kau punya hati terhadapnya maka ia juga akan punya hati terhadapmu
"Dia ini anak yang polos
Dia ini anak yang bodoh
Dia ini anak yang jelek, tak pandai berdandan
Dia ini anak yang kurang bergaul
Tak pantas dirinya berada di sini"
Dan berkali-kali kau menghakiminya tanpa merasa berdosa
Berkali-kali tanpa ampun pula kau membuangnya
Aku tahu kau kaya
Aku tahu kau cantik
Aku tahu kau pintar
Aku tahu banyak lelaki memujamu
Aku tahu kau punya segalanya
Tapi, satu hal
Mengapa kau tak punya hati?
Mengapa kau selalu menyingkirkan yang tak berkenan di matamu?
Kau seenaknya menyebar kebohongan tentang dirinya
Sampai-sampai jiwanya hampir hilang saat muda
Kau tahu, sebenarnya orang-orang di sekitarmu tak benar-benar mencintaimu
Kau tahu, sebenarnya mereka hanya mencintai kelebihanmu dan membenci kekuranganmu
Tapi, percuma saja aku memberitahumu
Kau sudah tuli
Hatimu sudah keras, bahkan tak ada lagi
Aku tak mampu lagi menangani orang sepertimu
Setiap hari orang-orang melihatnya baik-baik saja
"Ia sudah kebal, lagipula ia selalu tersenyum."
Tapi sayang, setiap hari aku selalu melihatnya dari jendela
Ia kesepian karena ulahmu
Ia menangis karena ulahmu
Ia tenggelam karena ulahmu
Ia hampir mati karena ulahmu
Hei, sayang
Apa yang kau perbuat dulu memang membuatnya terpuruk
Tapi sekarang, aku sangat berterimakasih kepadamu
karena engkau pernah membuatnya sangat menderita
Ia pernah merasakan masa paling sulit dalam hidupnya karenamu
Hei sayang, lihatlah!
Ia belajar dan terus belajar
Ia memperbaiki dan terus memperbaiki
Ia membangun dan terus membangun
Hei, sayang
Sekarang kau boleh menengok sebentar
Ia mengejutkanmu
Apa yang kau katakan kepadanya dulu,
sudah tak berlaku lagi dalam dirinya yang sekarang
Kau pernah berkata bahwa ia polos,
tapi sekarang ia tahu segalanya
Kau pernah berkata bahwa ia bodoh,
tapi sekarang ia punya banyak prestasi
Kau pernah berkata bahwa ia jelek dan tak pandai berdandan,
tapi sekarang ia sangat pandai berdandan dan kecantikannya melebihi dirimu
Kau pernah berkata bahwa ia kurang bergaul,
tapi sekarang ia bergaul dengan banyak orang,
bahkan dari berbagai belahan bumi
Dan sekarang kau mengemis kepadanya
Hai, sayang, lihatlah masa kejayaanmu dulu
Lihatlah di mana kau selalu berhasil menjatuhkan dirinya
Apakah ia pernah mengemis kepadamu?
Yang ia lakukan hanyalah menerima dan berjuang sendirian
Enak saja kau sekarang mengemis kepada seseorang yang pernah kau sakiti
Tak tahu malu benar dirimu ini
Maaf, ini sudah terlambat
Maaf, ia sudah terlanjur sakit hati
Satu hal yang perlu kau ingat selama sisa hidupmu,
jika dulu kau punya hati terhadapnya maka ia juga akan punya hati terhadapmu
Written on Friday, August 24th 2018
Comments
Post a Comment